An American in Paris: Paris is Like Love
or Art or Faith. This Movie Can't Be Explained, Only Felt!
"This is Paris. And I'm an
American who lives here. My name, Jerry Mulligan, and I'm an ex-GI. In 1945,
when the Army told me to find my own job, I stayed on. And I'll tell you why.
I'm a painter. All my life that's all I've ever wanted to do. And for a
painter, the Mecca of the world for study, for inspiration, and for living is
here on this star called Paris. Just look at it. No wonder so many artists have
come here and called it home. Brother, if you can't paint in Paris, you'd
better give up and marry the boss' daughter.
We're on the Left Bank now. That's
where I'm billeted. Here's my street. In the past couple of years, I've gotten
to practically know everyone on the block. And a nicer bunch you'll never meet.
Back home, everyone said I didn't have any talent. They might be saying the
same thing over here, but it sounds better in French."
Sekelumit narasi dari Gene Kelly
sebagai pembuka film dengan pemandangan indah Paris, lalu ada juga 2 aktor lain
yang menarasikan peran mereka di film ini. Film ini bisa dibilang sederhana
namun rumit. Kok bisa ya? Karena pada dasarnya ceritanya sangat sederhana, tapi
bagaimana cara cerita yang sederhana tersebut bisa terintegrasi sempurna dengan
musik dan tarian yang disajikan. Bisa dibilang film ini adalah musik yang
terintegrasi, yang berarti bahwa lagu-lagu dan tarian menyatu sempurna dengan
cerita. Seperti halnya di banyak film musikal, plot film ini bukanlah unsur
yang paling penting.
An American in Paris menceritakan
seorang pria, Jerry Mulligan (Kelly), seorang Amerika yang telah datang ke
Paris untuk melukis. Dia bisa dibilang hidup bahagia di Paris walaupun
kehidupannya morat-marit dan ‘bokek’ banget. Bagaimana tidak? Ada satu adegan
dengan dia yang harus membereskan kamar serbaguna dia yang sangat unik, sangat
mengejutkan mengenai kamarnya dan lebih mengejutkannya lagi sang aktor begitu
hapal rutinitas di pagi hari, apa yang harus dibereskan di kamarnya
satu-persatu tanpa ada proses editing. Dia memang pelukis tapi masih dalam
tahap pelukis amatir yang berjualan di jalan yang padat di Paris.
Cinta menemukan Jerry -setidaknya dua
kali - ketika dia tidak mengharapkannya. Hasil lukisannya menarik perhatian
seorang wanita kaya raya, Milo Roberts (Nina Foch), dengan berbagai macam
rayuan dan godaan yang Milo berikan untuk Jerry, tapi Jerry hanya berterima
kasih padanya dan tidak secara romantis tertarik. Beda halnya dengan Lise
(Leslie Caron), seorang gadis yang dia temukan di sebuah klub. Bisa dibilang Lise
adalah cinta pada pandangan pertama. Permasalahannya adalah Lise berencana
untuk menikah dengan penyanyi terkenal Henri Baurel (Georges Guetary), yang
merupakan kawan baik dari Adam Cook (Oscar Levant), Adam sendiri merupakan
kawan baik dan satu tempat tinggal dengan Jerry. Dia dan Henri memulai
pertemanan dengan baik (yang diperkenalkan oleh Adam), mereka bernyanyi dan
menari bersama di sebuah café kecil di sebuah jalan di West Bank, Paris. Bahkan
Jerry pernah curhat mengenai kisah cintanya bersama Lise ke Henri, yang Henri
tidak ketahui bahwa wanita tersebut adalah Lise. Hhhmmm… klise secara garis
besar tapi indah kalau dilihat alur dan bagaimana penyajian dari film ini.
Salah satu highlights film adalah
‘finale’ atau ending yang mengesankanan, ambisius penuh warna-warni,
imajinatif, kurang lebih 13 menit tarian dan scoring music yang fenomenal. Bisa
dibilang sebuah terobosan yang paling unik dalam sepanjang sejarah perfilman
musikal, dengan biaya yang sangat mahal untuk memproduksi sebuah karya ‘avante
garde’ ini. Sangat megah dan sukar dideskripsikan, karena lebih baik
menontonnya sendiri. Sebuah mahakarya yang merupakan salah satu penampilan
tarian “terpanjang tanpa gangguan” dalam sejarah film Hollywood, yang tentunya
lebih special lagi dengan fitur musik dari George Gershwin dan Gene Kelly
sebagai fokusnya dan Leslie Caron sebagai pemanisnya. Uniknya lagi sepanjang
hampir 18 menit tidak ada percakapan di film ini, dimulai dari tarian musikal
hingga credit title.
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi An
American in Paris adalah salah satu yang terbesar, yang paling elegan, dan
paling terkenal dari MGM di tahun 50-an dengan tema musikal. Setting yang mewah
begitu juga kostumnya dari segi sinematografi secara luar biasa dengan
Technicolor, dan dengan tema kisah cinta romantis yang disadurkan dengan musik
dan tari. Icon dari film ini tentu Gene Kelly yang menjabat sebagai bintang
utama film, penyanyi, penari dan koreografer energik. An American in Paris
merupakan salah satu film Amerika yang paling optimis di periode pasca-perang
dengan Paris sebagai pusatnya. Sebuah langkah yang berani dari MGM.
Film ini membawa delapan nominasi
Academy Award dan memenangkan enam dari mereka: Best Picture (Arthur Freed,
producer), Best Story and Screenplay (Alan Jay Lerner), Best Color
Cinematography, Best Color Art Direction/Set Decoration, Best Musical Score,
and Best Color Costume Design. Sedangkan yang tidak memenangkan Oskar yaitu
nominasi untuk sutradara (Vincente Minnelli) dan Film Editing. Gene Kelly
sendiri menerima Honorary Award from the Academy di tahun yang sama. Film ini
juga yang pertama kalinya memenangkan penghargaan dari Golden Globe untuk
kategori Best Motion Picture (comedy or musical) yang baru saja dibuat di tahun
1952.
An American in Paris merupakan
penghargaan untuk George Gershwin, komposer dunia yang meninggal 14 tahun
sebelum film ini dirilis. Meskipun begitu tidak ada komposisi yang asli dan
beberapa merupakan re-interpretasi dari standar lagu Gershwin ("I Got
Rhythm", "Our Love Is Here to Stay", "S Wonderful").
Salah satu hal lagi yang menarik
perhatian adalah dapat dikatakan bahwa An American In Paris adalah cikal bakal
yang mengarah langsung ke produksi Singin 'in the Rain. Sebuah film dengan Gene
Kelly sebagai fokus aktor, penyanyi, penari dan koreografer tarian yang
terbaik. Maka tidak salah Gene Kelly tetap menjadi salah satu yang terbaik dan
tercerdas dari bintang-bintang Golden Era musik dan An American in Paris
menunjukkan talentanya yang super. Tidak salah juga bahwa Gene Kelly juga dikenal
dikalangan publik saat itu sebagai co-Director untuk film ini.
Jenis film ini memang bukan film bagi
semua orang, terlebih lagi adegan dan tarian yang tiba-tiba muncul akan membuat
orang yang terbiasa menonton film ‘standar’ akan sedikit terasa aneh. Mereka
mungkin akan menganggap bahwa film ini layaknya film India dengan nyanyian dan
tariannya tetapi dengan versi Hollywood. Terlebih lagi mereka yang menuntut
adanya cerita yang utuh, seru atau kompleks, bukan cerita yang klise yang sudah
diceritakan sebelumnya. Jadi bisa dibilang walaupun film ini dipuji banyak
kritikus, tetapi tetap sangat segmented bagi semua orang terutama di Indonesia.
Sebagai saran mari kita memandang film ini yang berpuisi dan berbicara dengan
nyanyian dan tarian, sajian yang sangat unik dan langka sekali ditemukan. Mari
kita kesampingkan cerita-cerita drama romantis yang membutuhkan chemistry yang
dalam. Juga sebagai saran terakhir mari kita bereksporasi membuka diri dan
bersenang-senang dengan film ini layaknya menyaksikan panggung broadway yang
santai dengan cerita yang simple melalui layar kaca.
An American In Paris (1951)
Directed: Vincente Minnelli & Gene Kelly
Written: Alan Jay Lerner
Starring: Gene Kelly, Leslie Caron, Oscar Levant, Georges Guétary, Nina Foch
Music: George Gershwin (music), Ira Gershwin (lyrics), Saul Chaplin (uncredited).
Directed: Vincente Minnelli & Gene Kelly
Written: Alan Jay Lerner
Starring: Gene Kelly, Leslie Caron, Oscar Levant, Georges Guétary, Nina Foch
Music: George Gershwin (music), Ira Gershwin (lyrics), Saul Chaplin (uncredited).
Rated: G (General Audience)
No comments:
Post a Comment