Full Metal Jacket: 2 in 1 Stanley
Kubrick's Grisly Military - War - Drama Movie About Vietnam War!
Full Metal Jacket adalah film perang yang terlihat
best-looking dengan setting lokasi yang pas dan sederhana. Film ini memang
bertemakan perang, tetapi banyak unsur drama psikologi yang tertuang, baik
psikologi pra perperangan atau psikologi saat berperang. Full Metal Jacket
adalah salah satu karya Stanley Kubrick setelah hiatus selama 7 tahun. Seperti
halnya film-film Kubrick lainnya, film ini juga didasarkan pada novel The
Short-Timers oleh Gustav Hasford. Film ini dinamai seperti itu berdasarkan
peluru logam penuh yang digunakan dalam amunisi militer. Penggambaran perang
Vietnam di film ini berdasarkan sudut pandang Marinir Amerika Serikat, bernama
J.T. 'Joker' Davis.
Film ini berkisah tentara marinir yang sedang dilatih
J.T. 'Joker' Davis (Matthew Modine) dalam pelatihan dasar sebagai Marinir di
pulau Parris, Carolina Selatan. Sang pelatih Senior Sersan Hartman (dimainkan
oleh mantan pelatih Marinir, R. Lee Ermey) memperlakukan mereka dengan 'kasar'
dan terkadang tidak manusiawi untuk mempersiapkan mereka ke medan perang. Bisa
dibilang merupakan pengalaman yang paling mengerikan yang pernah dibuat untuk
bertahan, baik bagi pemainnya bahkan yang menontonnya. Pelatihan yang 'kasar'
ini mengaruhi kejiwaan salah seorang rekrut bernama Leonard "Gomer
Pyle" Lawrence (Vincent D'Onofrio). Akhir kisah bagian pertama film ini
cukup brutal tidak hanya secara visual, tetapi secara psikologi.
Bagian kedua berawal di Vietnam pada tahun 1968, dengan
Davis yang sekarang berpangkat sersan dan menjadi wartawan perang yang menulis
untuk surat kabar Stars and Stripes. Ia dan seorang fotografer bernama
Rafterman dikirim ke garis depan untuk meliput situasi di sana. Setelah bertemu
teman kuliahnya Lt. Walter J. "Touchdown" Schinoski, mereka memasuki
wilayah perang melawan Vietnam. Akhir kisah kedua ini memperlihatkan kemampuan
Kubrick secara visioner, teknik alur cerita yang lambat namun detil mampu
ditunjukkan dengan porsi yang pas. Bukan hanya itu, 'trademark' Kubrick dalam
teknik penggambilan gambar "close up" yang mengarah ke bawah alis
sang pemeran juga banyak disorot. Seperti halnya dalam film "A Clockwork
Orange" dan "The Shining".
Meskipun unsur-unsur cerita yang sederhana dan tepat,
Kubrick menanamkan kualitas, bukan layaknya popcorn movie dengan aksi dan laga
dar-der-dor yang berlebihan. Dengan iringan soundtrack yang bersifat dinamis
dan eksplosif - kedinamisan lagu itu mungkin berasal dari dentuman sepatu
tentara saat baris-berbaris (salah satu dari banyak lagu yang dia gunakan
adalah Nancy Sinatra "These Boots Are Made for Walkin"). Dalam segi
akting, sudah tidak diragukan lagi tidak ada miss cast, semua berjalan baik apa
adanya, hanya saja film yang 'memang pria' ini kering akan sentuhan wanita.
Sekalinya muncul perempuan dia adalah pelacur dari Vietnam.
Kadang-kadang nyata, kadang-kadang terlalu realistis dan
tanpa peringatan, tiba-tiba saja lucu dengan ala kadarnya, film ini bagaikan
ranjau yang siap meledak apabila kita menikmatinya. Ini adalah sebuah film
brutal dan vulgar karena secara gamblang bercerita tentang kebrutalan orang
dilatih untuk kekerasan, di lain pihak adalah merupakan sebuah film yang penuh
dengan kasih sayang yang sangat langka yang tersedia bagi orang-orang yang
selamat dari kehilangan kemanusiaan mereka pada masa perperangan. Ini merupakan
prestasi yang tersendiri untuk sebuah film perang, sebuah film yang sadis
tertata rapih.
Ketika film berakhir seperti ada yang ditinggalkan yang
begitu mendalam dan meninggalkan efek luka batin yang menjijikan sekaligus
membuka mata-hati. Suatu kenyataan bahwa, karena perang, psikologis seseorang
berubah, karena perang, kejiwaan seseorang berubah, karena perang, karakter
seseorang berubah. Apakah perang itu adil atau tidak, perang tidak akan
berakhir sampai salah 1 dari mereka menjadi pemenang? Perang itu bukanlah
pembunuh, perang itu jujur, adil dan apa adanya, perang adalah sesuatu yang
harus diperjuangkan dan bersifat wajib jika perang itu menuju kebenaran, karena
dalam perang, kita hanya membunuh orang yang udah siap dibunuh, dan kita juga
berperang karena sudah siap dibunuh, kita mati karena kita sudah siap mati,
karena we are all born to kill.
“Full Metal Jacket” (1987)
Directed by Stanley Kubrick
Written by Stanley Kubrick, Michael Herr, Gustav Hasford
Cast: Matthew Modine, Adam Baldwin, Vincent D'Onofrio, R.
Lee Ermey, Dorian Harewood, Arliss Howard, Ed O'Ross
Rated: R (Under 17 restricted)
Trailer
Movie
Gua protes...
ReplyDeleteMasa lagu Paint it Black gak disebut sedikit pun.
huahahahah
In Vietnam The Wind Doesn't Blow It Sucks.
Jujur Ko Dirman... Gw gak tau kalo ada lagu itu, yang gw ngeh ya lagunya Nancy Sinatra. Hehehe...
DeletePadahal itu lagu Paint it Black yang mengiringi langkah cewe satu-satu nya di film ini (alias pelacur Vietnam).
DeleteHahahahha
Tapi keren banget lagunya yeee
:D