Tuesday, 5 February 2013

Full Metal Jacket (1987) Review + Movie


Full Metal Jacket: 2 in 1 Stanley Kubrick's Grisly Military - War - Drama Movie About Vietnam War!

Full Metal Jacket adalah film perang yang terlihat best-looking dengan setting lokasi yang pas dan sederhana. Film ini memang bertemakan perang, tetapi banyak unsur drama psikologi yang tertuang, baik psikologi pra perperangan atau psikologi saat berperang. Full Metal Jacket adalah salah satu karya Stanley Kubrick setelah hiatus selama 7 tahun. Seperti halnya film-film Kubrick lainnya, film ini juga didasarkan pada novel The Short-Timers oleh Gustav Hasford. Film ini dinamai seperti itu berdasarkan peluru logam penuh yang digunakan dalam amunisi militer. Penggambaran perang Vietnam di film ini berdasarkan sudut pandang Marinir Amerika Serikat, bernama J.T. 'Joker' Davis.

Film ini berkisah tentara marinir yang sedang dilatih J.T. 'Joker' Davis (Matthew Modine) dalam pelatihan dasar sebagai Marinir di pulau Parris, Carolina Selatan. Sang pelatih Senior Sersan Hartman (dimainkan oleh mantan pelatih Marinir, R. Lee Ermey) memperlakukan mereka dengan 'kasar' dan terkadang tidak manusiawi untuk mempersiapkan mereka ke medan perang. Bisa dibilang merupakan pengalaman yang paling mengerikan yang pernah dibuat untuk bertahan, baik bagi pemainnya bahkan yang menontonnya. Pelatihan yang 'kasar' ini mengaruhi kejiwaan salah seorang rekrut bernama Leonard "Gomer Pyle" Lawrence (Vincent D'Onofrio). Akhir kisah bagian pertama film ini cukup brutal tidak hanya secara visual, tetapi secara psikologi.

Bagian kedua berawal di Vietnam pada tahun 1968, dengan Davis yang sekarang berpangkat sersan dan menjadi wartawan perang yang menulis untuk surat kabar Stars and Stripes. Ia dan seorang fotografer bernama Rafterman dikirim ke garis depan untuk meliput situasi di sana. Setelah bertemu teman kuliahnya Lt. Walter J. "Touchdown" Schinoski, mereka memasuki wilayah perang melawan Vietnam. Akhir kisah kedua ini memperlihatkan kemampuan Kubrick secara visioner, teknik alur cerita yang lambat namun detil mampu ditunjukkan dengan porsi yang pas. Bukan hanya itu, 'trademark' Kubrick dalam teknik penggambilan gambar "close up" yang mengarah ke bawah alis sang pemeran juga banyak disorot. Seperti halnya dalam film "A Clockwork Orange" dan "The Shining".

Meskipun unsur-unsur cerita yang sederhana dan tepat, Kubrick menanamkan kualitas, bukan layaknya popcorn movie dengan aksi dan laga dar-der-dor yang berlebihan. Dengan iringan soundtrack yang bersifat dinamis dan eksplosif - kedinamisan lagu itu mungkin berasal dari dentuman sepatu tentara saat baris-berbaris (salah satu dari banyak lagu yang dia gunakan adalah Nancy Sinatra "These Boots Are Made for Walkin"). Dalam segi akting, sudah tidak diragukan lagi tidak ada miss cast, semua berjalan baik apa adanya, hanya saja film yang 'memang pria' ini kering akan sentuhan wanita. Sekalinya muncul perempuan dia adalah pelacur dari Vietnam.

Kadang-kadang nyata, kadang-kadang terlalu realistis dan tanpa peringatan, tiba-tiba saja lucu dengan ala kadarnya, film ini bagaikan ranjau yang siap meledak apabila kita menikmatinya. Ini adalah sebuah film brutal dan vulgar karena secara gamblang bercerita tentang kebrutalan orang dilatih untuk kekerasan, di lain pihak adalah merupakan sebuah film yang penuh dengan kasih sayang yang sangat langka yang tersedia bagi orang-orang yang selamat dari kehilangan kemanusiaan mereka pada masa perperangan. Ini merupakan prestasi yang tersendiri untuk sebuah film perang, sebuah film yang sadis tertata rapih.

Ketika film berakhir seperti ada yang ditinggalkan yang begitu mendalam dan meninggalkan efek luka batin yang menjijikan sekaligus membuka mata-hati. Suatu kenyataan bahwa, karena perang, psikologis seseorang berubah, karena perang, kejiwaan seseorang berubah, karena perang, karakter seseorang berubah. Apakah perang itu adil atau tidak, perang tidak akan berakhir sampai salah 1 dari mereka menjadi pemenang? Perang itu bukanlah pembunuh, perang itu jujur, adil dan apa adanya, perang adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan bersifat wajib jika perang itu menuju kebenaran, karena dalam perang, kita hanya membunuh orang yang udah siap dibunuh, dan kita juga berperang karena sudah siap dibunuh, kita mati karena kita sudah siap mati, karena we are all born to kill.

“Full Metal Jacket” (1987)
Directed by Stanley Kubrick
Written by Stanley Kubrick, Michael Herr, Gustav Hasford
Cast: Matthew Modine, Adam Baldwin, Vincent D'Onofrio, R. Lee Ermey, Dorian Harewood, Arliss Howard, Ed O'Ross
Rated: R (Under 17 restricted)

Trailer 
Movie

3 comments:

  1. Gua protes...
    Masa lagu Paint it Black gak disebut sedikit pun.
    huahahahah

    In Vietnam The Wind Doesn't Blow It Sucks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jujur Ko Dirman... Gw gak tau kalo ada lagu itu, yang gw ngeh ya lagunya Nancy Sinatra. Hehehe...

      Delete
    2. Padahal itu lagu Paint it Black yang mengiringi langkah cewe satu-satu nya di film ini (alias pelacur Vietnam).
      Hahahahha
      Tapi keren banget lagunya yeee
      :D

      Delete