Sunday, 20 January 2013

A Clocwork Orange (1971) Review


A Clocwork Orange: How to Describe this Movie? Very Disturbing but this Is A Masterpiece!

Stanley Kubrick is one director who produced many masterpieces of films in different genres. Sebut saja Spartacus, film epic kolosal yang dipuji banyak kritikus sampai film romansa drama thriller Eyes Wide Shut. Pendekatan Kubrick dalam menghasilkan sebuah karya film bukanlah film-film se-versi Hollywood, dia mempunyai pendeskripsian tersendiri untuk filmnya. Dengan ciri khas yang mengikuti perkembangan jaman tetapi trademark-nya tidak hilang dalam hal visulaisasi dan jalannya cerita yang disuguhkan, memusingkan tetapi membuat ketagihan. Jika ditelisik lebih lanjut banyak dari film Stanley Kubrick adalah naskah yang sudah diadaptasikan, bersumber dari buku atau kisah bersejarah. Begitu juga dengan A Clockwork Orange, film ini diambil dari novel yang berjudul sama hasil karya Anthony Burgess, dengan genre dystopia-sci-fi-drama.

This is disgusting movie, not, maybe this is the movie that brings you to pop up a new of an ideological mess. Tema yang disajikan memang tema yang mendalam dan bukanlah tema sederhana. Sebuah tema yang selalu menjadi mimpi buruk bagi masyarakat bermoral dengan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, yaitu permasalahan filosofis free will vs morality. Dilema pertentangan kebebasan dengan moralitas ini benar-benar dijabarkan sangat ekstrim oleh Stanley Kubrick dalam sikap ultra-violence sang pemeran utama dalam lingkup visual dan tone yang cerah-norak-orange-opera-mencengangkan, hasil fotografi yang instrument penghias benar-benar indah namun mengusik mata.


Film menceritakan kondisi Inggris futuristik, menampilkan sekelompok preman dikendalikan oleh seorang pemuda, Alex (Malcolm McDowell), yang anti-sosial dan merajalela. Melakukan pemerkosaan, perampokan, pemukulan berlimpah ruah layaknya menyeruput air untuk menembus dahaga. Akhirnya Alex berhasil ditangkap, dipenjara dan mengalami pengobatan eksperimental untuk menyembuhkan dia dari kecenderungan anti-sosialnya, yang kemudian dilepaskan kembali ke lingkungan masyarakat madani.

Malcolm McDowell, berperan sebagai preman bernama Alex, dengan tone gembira yang menarasikan jalan cerita melalui karakternya sebagai pihak pertama dan ketiga di film ini. Sebuah kekejaman yang sangat cabul adalah ketika ia dan geng nya, yang bernama “Droogs” memperkosa seorang perempuan dan melakukan tindakan brutal terhadap suaminya sambil berkeliaran di rumah dan bernyanyi "Singin 'in the Rain". Alex mendeskripsikannya dengan nada yang cerah dan mengejek, seolah penonton diajak untuk menyukai tindakan free will-nya. Mengganggu dan mencengangkan.


Tema lain dari film ini adalah permasalahan youth culture yang salah satunya digambarkan melalui penggunaan bahasa ‘slang’ yang disebut Nadsat. Nadsat menjadi bahasa awam yang digunakan oleh Alex and the gang. Nadsat ini merupakan bahasa slang remaja gabungan terdiri Slavia (terutama Rusia), Inggris, yang gaul dan berima Cockney yang diciptakan sendiri oleh sang penulis buku, Anthony Burgess. Karakterisasi sisi youth culture juga di cirikan dengan gerakan-gerakan anti kemapanan yang terselipkan di film ini.

Tak dapat digambarkan secara jelas mengenai apa keunggulan utama dari film ini, karena semua unsur sangat menonjol. Naskah, alur cerita, acting, visualisasi, dan iringan musik klasik dari Singin’ In the Rain sampai karya-karya Beethoven. Sudah cukup jelas film ini sangat berbahaya ditonton oleh mereka yang mendukung ‘free will’ atau mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral kemanusiaan. Segera buka pandangan kita untuk meresapi makna yang terselip dari film yang mengganggu pikiran ini. Menonton film ini sudah dijamin membuat penonton bingung terhadap Alex, apakah harus simpati atau malah mengutuknya? Tidak ada manusia baik dan manusia jahat, yang ada hanya manusia yang menjadi korban, tak terkecuali Alex. Korban dari bentukan masyarakat yang hipokrit, korban budaya kekerasan, bahkan korban dari kebebasan pikiran.












"A Clockwork Orange" (1971)
Directed by: Stanley Kubrick
Written by: Stanley Kubrick, Based on A Clockwork Orange by Anthony Burgess
Starring: Malcolm McDowell, Patrick Magee, Adrienne Corri, Miriam Karlin 
Rated: R, for brutal violence, strong language and sexual nudity

My Rate Overall: 4.5/5




2 comments:

  1. Gua suka gaya bahasa prokem si Alex di film ini.
    There was me, that is Alex, and my three droogs,
    Keren abis nih yeeeee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi pe er banget buat ngerti bahasa slang mereka. Gw nontonnya gak ada sub Indo sih... Hehehe....

      Delete