Thursday 24 January 2013

Utada Hikaru: 桜 流し (Sakura Nagashi) Single Review + Music


Utada Hikaru: 桜 流し - "Sakura Nagashi"
The Diva Is Back! Did She Really Back or Just to Tell the Other Diva that This Is the Right Way to Be Diva!


Release Date:12/26/12; Genre: J-pop; Label: EMI Music Japan

作詞 / Lyrics︰Utada Hikaru
作曲 / Composer︰Utada Hikaru|Paul Carter

Japanese / Kanji Lyrics 歌詞

開いたばかりの花が散るのを
「今年も早いね」と
残念そうに見ていたあなたは
とてもきれいだった

もし今の私を見れたなら
どう思うでしょう
あなたなしで生きてる私を

Everybody finds love
Everybody finds love
In the end
In the end

あなたが守った街のどこかで今日も響く
健やかな産声を聞けたなら
きっと喜ぶでしょう
私たちの続きの足音

Everybody finds love
In the end

もう二度と会えないなんて信じられない
まだ何も伝えていない
まだ何も伝えていない

開いたばかりの花が散るのを
見ていた木立の遣る瀬無きかな

どんなに怖くたって目を逸らさないよ
全ての終わりに愛があるなら

Tuesday 22 January 2013

Days of Heaven (1978) Review

Days of Heaven: A Movie with the Most Beautiful Visual Poem Without Artificiality.

Terrence Malick adalah salah satu sutradara yang selalu menunjukkan keindahan visual dan sinematografi dalam mata puitis. Film-film dari Terrence Malick, hanya lima dari mereka untuk saat ini lebih dari tiga puluh tahun berkarir, merupakan visual puisi, sebuah wasiat yang memperlihatkan membaranya gairah keindahan alam, tetapi secara emosional sulit dipahami dan enggan untuk secara langsung terlibat, sangat puitis. Days of Heaven, film kedua, dan terpendek nya, adalah sebuah karya puitis cinta, satu set cinta segitiga dengan padang gandum yang membentang luas, dengan kedetilan tragisnya pergantian waktu dan cinta.

Days of Heaven menjadi salah satu film yang paling menggairahkan yang pernah dibuat, bercahaya dengan cara yang tidak ada film lain yang telah ada. Dalam versi yang disajikan sampai sekarang, lampu tidak hanya hangat dan emas tapi hampir cokelat-madu, efek yang indah dalam dirinya sendiri. Beruntungnya film ini telah direstorasi penuh yang mempertahankan semua keajaiban dari segi cahaya yang tetap jelas, terang, tajam dan dan mengkhususkan keberagaman warna - warna nuansa emas - madu dan unsur karamel langit yang sangat luhur.

Monday 21 January 2013

Close Encounters of The Third Kind (1977) Review with Movie

Close Encounters of The Third Kind: This is How Spielberg Can Communicate with Alien?



Joss Whedon (director): I became obsessed with the film. I went to see it the next day and the day after that, and then I sat through it three times. Eventually the cinema staff said, "You're gonna have to leave." I had turned it into a sort of religious ritual . When I got back to school I told my best friend what had happened and he handed me a copy of Nausea by Jean-Paul Sartre. I realised, "Oh! Other people have gone through this!" Basically, the film had made me an existentialist.

Pada tahun 1950-an, dekade setalah perang dunia kedua usai, dekade saat Indonesia mulai bangkit dengan kemerdekaannya, dekade saat dunia memerangi korea utara dan dekade tentang bom atom yang jatuh ke tangan Putri Grace dan Pangeran Rainier, dekade ini juga Film sci-fi sedang naik daun. Pada awalnya genre film sci-fi diperkenalkan oleh Georges Mélie’s dengan film pendek 3 menit yang epic berjudul Le Voyage Dans La Lune, yang mengajak para penonton keluar dari planet untuk pertama kalinya.

Sunday 20 January 2013

Two Door Cinema Club: Tourist History (2010) Review

Two Door Cinema Club: 
Tourist History Was Cute, Edgy and Loveable Enough to Start. A New Rising Star Electro-Pop Irish Band Is Born


Jangan salahkan dunia apabila mereka hanya mengenal Snow Patrol, sebagai Band Irlandia Utara yang mendunia. Memang, band pendahulu memang sudah ada, tetapi banyak diantara mereka yang berguguran dan belum mencapai kesuksesan dunia. Masih ada Ash yang saat ini sedang mencoba bangkit kembali menuju kesuksesan mereka berikutnya.

Kemunculan Two Door Cinema Club membuat Irlandia Utara bangga, karena band Indie yang sopan ini berhasil menjadi sorotan media dan masuk kedalam BBC’s Sound of 2010 Poll. Semua itu karena kepiawaiannya dalam mengemas lantunan lirik yang canggung dan youthfull kedalam balutan elektro-pop yang sulit dilupakan.  Bisa dibilang mereka sangat berani dalam mempertaruhkan material yang lurus, singkat dan padat. Hanya ada 10 lagu yang dipamerkan dengan memberikan tekanan durasi yang cukup singkat dan tidak bertele-tele. Dengan cukup hampir 35 menit, 1 album bisa terdengar dan seperti terasa singkat sekali. 

Wishlist to Watch in 2013 (Hollywood)

The Hollywood Movie List, My Wishlist to Watch in 2013!

Yup sudah Januari 2013, dan ini adalah list saya untuk "Top 25 the most anticipated movie of 2013 (Hollywood movies)". Jadi, ini dia daftarnya: (Gangster Squad tidak masuk list karena sudah ditonton)
25) After Earth: M. Night Shyamalan, hayo inilah saatnya titik balik untuk membuktikan bahwa kamu masih bisa menjadi jawara! Dengan genre drama sci-fi plus action dan ada Will Smith sebagai aktor. Mudah-mudahan Ok hasilnya.
24) Quartet. Dustin Hoffman menjadi sutradara? Wah jadi excited nih..... sekelas Clint Eastwood atau Ben Afflect gak ya?
23) 23) The Hobbit: The Desolation of Smaug. Film pertamanya sudah dirilis dan Peter Jackson mampu menghibur saya, kalau sudah 'membicarakan' karya Tolkien hasilnya pasti ajib.
22) Red 2. Saya berharap banyak dengan film ini. Berharap bahwa film ini mampu mengalahkan lawakannya The Expendables 2. Dengan cerita menawan, aksi yang ajib dan aktor serta aktris yang bisa ngomong lebih dari 1 kalimat. Hehehe...

The Girl with the Dragon Tattoo (Holywood version, 2011) Review

The Girl with The Dragon Tattoo: Tattoed-Hacker Heroine Metes Detective Journalist, Punitive Violence


This movie is R-Rated (brutal violent content including rape and torture, strong sexuality, graphic nudity, and language). David Fincher memang tak mau berkompromi seperti sutradara Hollywood lain. Segala ‘bentuk ke-ekstriman’ dari para karakter di dalamnya direpresentasikan secara menyeluruh di film ini. Jadi saya pun tidak berharap banyak, bahwa film ini akan diputar di Indonesia. Dan ternyata film ini memang tak pernah rilis di Indonesia versi layar lebarnya. Walaupun begitu jangan khawatir, apabila ingin menontonnya, sekarang sudah beredar versi home video originalnya di Indonesia. 

Ketika film ini hendak dirilis, banyak muncul keraguan apakah David Fincher mampu membuat film versi buatannya nyaris sempurna seperti film versi Swedia? Atau bahkan lebih? Sangat sulit memang apabila meremake sebuah film yang sudah sukses dan membekas, terlebih lagi film ini diangkat dari buku yang sukses pula. Mau tidak mau film ini banyak dibanding-bandingkan dengan film sebelumnya juga dengan bukunya. Hal ini tampaknya tidak berlaku bagi seorang David Fincher. Dia tidak ragu dan tetap terus melanjutkannya dengan naskah dari penulis yang terkenal dengan naskah yang maskulin Steven Zaillian. Padanan yang pas dan sangat maskulin ini tentu membuat ekspektasi para penonton menjadi tinggi, tapi hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri.

A Clocwork Orange (1971) Review


A Clocwork Orange: How to Describe this Movie? Very Disturbing but this Is A Masterpiece!

Stanley Kubrick is one director who produced many masterpieces of films in different genres. Sebut saja Spartacus, film epic kolosal yang dipuji banyak kritikus sampai film romansa drama thriller Eyes Wide Shut. Pendekatan Kubrick dalam menghasilkan sebuah karya film bukanlah film-film se-versi Hollywood, dia mempunyai pendeskripsian tersendiri untuk filmnya. Dengan ciri khas yang mengikuti perkembangan jaman tetapi trademark-nya tidak hilang dalam hal visulaisasi dan jalannya cerita yang disuguhkan, memusingkan tetapi membuat ketagihan. Jika ditelisik lebih lanjut banyak dari film Stanley Kubrick adalah naskah yang sudah diadaptasikan, bersumber dari buku atau kisah bersejarah. Begitu juga dengan A Clockwork Orange, film ini diambil dari novel yang berjudul sama hasil karya Anthony Burgess, dengan genre dystopia-sci-fi-drama.

This is disgusting movie, not, maybe this is the movie that brings you to pop up a new of an ideological mess. Tema yang disajikan memang tema yang mendalam dan bukanlah tema sederhana. Sebuah tema yang selalu menjadi mimpi buruk bagi masyarakat bermoral dengan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, yaitu permasalahan filosofis free will vs morality. Dilema pertentangan kebebasan dengan moralitas ini benar-benar dijabarkan sangat ekstrim oleh Stanley Kubrick dalam sikap ultra-violence sang pemeran utama dalam lingkup visual dan tone yang cerah-norak-orange-opera-mencengangkan, hasil fotografi yang instrument penghias benar-benar indah namun mengusik mata.

Les Misérables (2012) Review

Les Misérables
This is Not a Musical Film, This Is an Opera Musical Film!















Film musikal adalah genre film dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh karakter yang terjalin ke dalam narasi, kadang-kadang disertai dengan tarian. Lagu-lagu yang dinyanyikan biasanya memajukan plot atau mengembangkan karakter film tersebut, meskipun dalam beberapa kasus, lagu-lagu tersebut merupakan sebuah ‘penjedaan’ dalam alur cerita, atau sering sebagai suatu langkah untuk mengayakan sebuah film.

Les Misérables (Les Mis) adalah salah satu mahakarya dari Tom Hooper (The Kings Speech) yang menyajikan film musikal dengan ide yang cukup gila untuk diwujudkan. Hampir 100% film ini adalah kumpulan naskah-lirik nyanyian yang hampir medley, dikumpulkan menjadi satu kesatuan sebuah film yang naratif. Benar-benar suatu perwujudan yang memuaskan bagi Tom Hooper dan rekan-rekannya menjadi suatu rekor terbaru dalam genre musical film. Tapi apakah film yang disadurkan dari novel Victor Hugo yang berjudul sama ini memuaskan para penonton atau hanya segelintir orang yang menyukainya?

Hallo...

Hallo....

This blog represents the interests of a Ibnu to films, music and books. It also displays a bit of life of Ibnu Akbar. I wish I could update this blog...

Thanks!