English Vinglish (2012): Sridevi is Back, Ready to Kick Ass and Take Her
Crown Back!
Sebuah proyek yang ciamik
untuk comeback sang Diva kembali ke layar lebar, Sridevi! Sangat fantastis dan
menarik sekali untuk melihat dia kembali ke layar perak. Gauri Shinde, istri dari
produser dan sutradara kenamaan di Bollywood,Balki, menulis naskah dan
menyutradarainya yang memperlihatkan kecantikan hati seorang wanita. Sebagai
produser, film kedua Balki setelah Paa juga merupakan subjek film yang terpuji.
Mengangkat tema seorang wanita yang merasakan sedih dan kecewa jika dia ditolak
oleh suaminya sendiri dan anaknya, karena berbagai alasan.
Shashi, diperankan oleh
Sridevi, adalah seorang ibu rumah tangga yang suaminya (Adil Husain) dan putri
(Navika Kotia) memandangnya dengan pandangan meremehkan dan terkadang mencemooh
dirinya , hanya karena dia tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka tidak berbagi
cerita mereka ketika di kantor atau di sekolah, karena mereka berbicara dengan
bahasa Inggris sebagai bentuk cara mengolok-olok Shashi. Shashi melakukan usaha
kecil yaitu membuat kue 'boondi Laddoos' dan melakukan pengiriman rumah yang
memesannya. Ini adalah satu-satunya yang membuat dia bahagia dan hidup serta
membuat anaknya yang laki-laki (paling kecil), Sagar yang mencintai dan bangga
padanya. Untungnya Ibu mertua memahami dan mendukung kegiatan Shashi tetapi
ternyata hanya dipandang sebelah mata oleh suaminya.
New York adalah sebuah babak
baru dalam kehidupan Shashi, dia harus bertahan dengan segala keterbatasannya
tapi juga harus berjuang untuk menunjukkan dirinya. Hingga suatu hari Shashi
nekat bergabung ke kelas belajar bahasa Inggris yang menjamin dalam empat
minggu mereka akan lancar berbahasa Inggris. Dia melakukan ini secara
diam-diam. Akankah Shashi berhasil menguasai Bahasa Inggris dan membuktikan
kepada suami dan anaknya untuk tidak meremehkannya?
Kekayaan, ketenaran dan
penguasaan berbahasa Inggris. Di India, 3 faktor ini memainkan peran besar mengenai
pandangan masyarakat yang menilai individu. English Vinglish adalah kisah
tentang seorang wanita yang tidak bisa berbahasa Inggris dan dibuat untuk merasa
tidak aman oleh keluarganya dan masyarakat pada umumnya. Film ini adalah sebuah
perjalanan yang ringan namun menyentuh dan menunjukkan transformasi sang
Heroine, Shashi. Keadaan membuat dia bertekad untuk mengatasi rasa tidak aman
ini, menguasai bahasa, mengajarkan dunia untuk menjadi seorang wanita mandiri
yang meyakinkan dan percaya diri. Film yang banyak di shoot di New York ini
menangkap perjuangan yang melekat pada banyak orang di seluruh dunia untuk bisa
Bahasa Inggris. Lucu, menyentuh dan sensitif, jelas film ini menandai
kembalinya bintang wanita terbesar di India.... Sridevi.
Shinde menulis kisah Shashi
dengan wawasan dan pemahaman terhadap wanita pada umumnya. Tidak ada tragedi yang
berlebihan di sini, untuk orang luar ini tampak seperti rumah tangga yang
normal dan bahagia. Tapi di dalamnya ada konflik batin serta ‘penghinaan kasual’
yang harus diderita Shashi dari keluarganya.
Putrinya, tidak mengerti
dirinya dan bersikap menjengkelkan, merasa malu untuk memiliki ibu seperti
Shashi pada pertemuan orang tua dengan guru. Suaminya mencintainya tapi tidak
sensitif terhadap perasaan Shashi dan mendominasi Shasi seutuhnya. Seperti ibu
rumah tangga kebanyakan di seluruh dunia, Shashi ada untuk melayani dan hanya
melayani.
Walaupun Sridevi terlihat
lemah di film ini, tetaplah dia sorotan utama dan pemenang dari semua aktor
yang bermain. Sridevi tampak begitu natural, cantik, prima, dan tak
terkalahkan, bahkan Amitabh Bacchan pun mengaguminya dan mendukungnya.
Penampilannya adalah sebuah kemenangan bagi para aktris Bollywood. Dia tampil rentan
dan sedih, namun tanpa pamrih dan kuat, dalam cara yang kita semua tahu seperti
itulah seorang ibu. Sridevi mampu menampilkan Shashi yang sempurna, Shashi yang
supermom. Sulit untuk membayangkan bahwa dia adalah seorang aktris yang hiatus
selama lima belas tahun melihat kemampuannya dalam berakting.
Hal-hal detil dari film ini
terlihat halus dan ciamik, walaupun sederhana tapi sama sekali tidak mengurangi
indahnya film ini. Coba lihat sinematografi yang pas dalam balutan nuansa kota
New York, serta kostum dari Sridevi yang mencirikan Bollywood. Sederhana namun
cantik. Begitu juga soundtrack yang dance-pop-Bollywood mampu membuat hati
meringis mendayu-dayu dan mampu merasakan semangat dari Shashi. Akting, tidak
perlu diragukan lagi, semua berjalan lancar. Hanya saja ada beberapa plot atau
alur yang terkesan klise dan cheesy, tapi hal itu bukan kelemahan yang berarti.
Mungkin bagi mereka yang tidak menyukai kesederhanaan yang sangat klasik ini
bisa jadi bukan tontonan yang menarik, tapi bagi orang yang suka akan drama
keluarga dan masih merasa kurang membahagiakan orang tuanya terutama sosok
seorang Ibu, film ini wajib ditonton.
Hiatus hampir lima belas
tahun, dan bioskop Bollywood telah berubah secara signifikan, membuat Sridevi
harus berjuang ekstra. Seperti halnya kemajuan budaya yang harus dialami Shashi
yang masih konservatif. Mau tak mau Sridevi harus menunjukkan kemampuannya dan
mengimbangi penampilan dari aktris-aktris yang tumbuh dan yang menggantikan
posisinya. Begitu juga dengan Shashi, dia yang berjuang demi dirinya dan
keluarganya berusaha untuk mempelajari suatu hal yang mengubah kehidupannya.
Setidaknya perjuangan Sridevi yang comeback ke layar besar dan Shashi yang
mempelajari Bahasa Inggris harus menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa setiap
usaha dan perjuangan pasti menuai hasil, yang terpenting adalah kita sudah
berusaha. Seperti lagunya Utada Hikaru “Keep Tryin’”, tanpa peduli usia mu dan
status mu, hidup tidakkan berubah jika kita tidak berusaha terus menerus. And
don’t forget, to love your mom back, setidaknya ajari Ibumu berbahasa Inggris!
"English Vinglish"
(2012)
Directed by Gauri Shinde
Written by Gauri Shinde
Cast: Sridevi, Adil Hussain, Mehdi Nabbou, Priya
Anand, Neelu Sodhi, Cory Hibbs, Sulabha Deshpande, Amitabh Bachchan
Trailer
Jukebox music
Title Track
No comments:
Post a Comment