Sunday 3 February 2013

An American In Paris (1951) Review


An American in Paris: Paris is Like Love or Art or Faith. This Movie Can't Be Explained, Only Felt! 

"This is Paris. And I'm an American who lives here. My name, Jerry Mulligan, and I'm an ex-GI. In 1945, when the Army told me to find my own job, I stayed on. And I'll tell you why. I'm a painter. All my life that's all I've ever wanted to do. And for a painter, the Mecca of the world for study, for inspiration, and for living is here on this star called Paris. Just look at it. No wonder so many artists have come here and called it home. Brother, if you can't paint in Paris, you'd better give up and marry the boss' daughter.

We're on the Left Bank now. That's where I'm billeted. Here's my street. In the past couple of years, I've gotten to practically know everyone on the block. And a nicer bunch you'll never meet. Back home, everyone said I didn't have any talent. They might be saying the same thing over here, but it sounds better in French."

Sekelumit narasi dari Gene Kelly sebagai pembuka film dengan pemandangan indah Paris, lalu ada juga 2 aktor lain yang menarasikan peran mereka di film ini. Film ini bisa dibilang sederhana namun rumit. Kok bisa ya? Karena pada dasarnya ceritanya sangat sederhana, tapi bagaimana cara cerita yang sederhana tersebut bisa terintegrasi sempurna dengan musik dan tarian yang disajikan. Bisa dibilang film ini adalah musik yang terintegrasi, yang berarti bahwa lagu-lagu dan tarian menyatu sempurna dengan cerita. Seperti halnya di banyak film musikal, plot film ini bukanlah unsur yang paling penting.


An American in Paris menceritakan seorang pria, Jerry Mulligan (Kelly), seorang Amerika yang telah datang ke Paris untuk melukis. Dia bisa dibilang hidup bahagia di Paris walaupun kehidupannya morat-marit dan ‘bokek’ banget. Bagaimana tidak? Ada satu adegan dengan dia yang harus membereskan kamar serbaguna dia yang sangat unik, sangat mengejutkan mengenai kamarnya dan lebih mengejutkannya lagi sang aktor begitu hapal rutinitas di pagi hari, apa yang harus dibereskan di kamarnya satu-persatu tanpa ada proses editing. Dia memang pelukis tapi masih dalam tahap pelukis amatir yang berjualan di jalan yang padat di Paris.

Cinta menemukan Jerry -setidaknya dua kali - ketika dia tidak mengharapkannya. Hasil lukisannya menarik perhatian seorang wanita kaya raya, Milo Roberts (Nina Foch), dengan berbagai macam rayuan dan godaan yang Milo berikan untuk Jerry, tapi Jerry hanya berterima kasih padanya dan tidak secara romantis tertarik. Beda halnya dengan Lise (Leslie Caron), seorang gadis yang dia temukan di sebuah klub. Bisa dibilang Lise adalah cinta pada pandangan pertama. Permasalahannya adalah Lise berencana untuk menikah dengan penyanyi terkenal Henri Baurel (Georges Guetary), yang merupakan kawan baik dari Adam Cook (Oscar Levant), Adam sendiri merupakan kawan baik dan satu tempat tinggal dengan Jerry. Dia dan Henri memulai pertemanan dengan baik (yang diperkenalkan oleh Adam), mereka bernyanyi dan menari bersama di sebuah café kecil di sebuah jalan di West Bank, Paris. Bahkan Jerry pernah curhat mengenai kisah cintanya bersama Lise ke Henri, yang Henri tidak ketahui bahwa wanita tersebut adalah Lise. Hhhmmm… klise secara garis besar tapi indah kalau dilihat alur dan bagaimana penyajian dari film ini.

Salah satu highlights film adalah ‘finale’ atau ending yang mengesankanan, ambisius penuh warna-warni, imajinatif, kurang lebih 13 menit tarian dan scoring music yang fenomenal. Bisa dibilang sebuah terobosan yang paling unik dalam sepanjang sejarah perfilman musikal, dengan biaya yang sangat mahal untuk memproduksi sebuah karya ‘avante garde’ ini. Sangat megah dan sukar dideskripsikan, karena lebih baik menontonnya sendiri. Sebuah mahakarya yang merupakan salah satu penampilan tarian “terpanjang tanpa gangguan” dalam sejarah film Hollywood, yang tentunya lebih special lagi dengan fitur musik dari George Gershwin dan Gene Kelly sebagai fokusnya dan Leslie Caron sebagai pemanisnya. Uniknya lagi sepanjang hampir 18 menit tidak ada percakapan di film ini, dimulai dari tarian musikal hingga credit title.

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi An American in Paris adalah salah satu yang terbesar, yang paling elegan, dan paling terkenal dari MGM di tahun 50-an dengan tema musikal. Setting yang mewah begitu juga kostumnya dari segi sinematografi secara luar biasa dengan Technicolor, dan dengan tema kisah cinta romantis yang disadurkan dengan musik dan tari. Icon dari film ini tentu Gene Kelly yang menjabat sebagai bintang utama film, penyanyi, penari dan koreografer energik. An American in Paris merupakan salah satu film Amerika yang paling optimis di periode pasca-perang dengan Paris sebagai pusatnya. Sebuah langkah yang berani dari MGM.

Film ini membawa delapan nominasi Academy Award dan memenangkan enam dari mereka: Best Picture (Arthur Freed, producer), Best Story and Screenplay (Alan Jay Lerner), Best Color Cinematography, Best Color Art Direction/Set Decoration, Best Musical Score, and Best Color Costume Design. Sedangkan yang tidak memenangkan Oskar yaitu nominasi untuk sutradara (Vincente Minnelli) dan Film Editing. Gene Kelly sendiri menerima Honorary Award from the Academy di tahun yang sama. Film ini juga yang pertama kalinya memenangkan penghargaan dari Golden Globe untuk kategori Best Motion Picture (comedy or musical) yang baru saja dibuat di tahun 1952.
  
An American in Paris merupakan penghargaan untuk George Gershwin, komposer dunia yang meninggal 14 tahun sebelum film ini dirilis. Meskipun begitu tidak ada komposisi yang asli dan beberapa merupakan re-interpretasi dari standar lagu Gershwin ("I Got Rhythm", "Our Love Is Here to Stay", "S Wonderful").

Salah satu hal lagi yang menarik perhatian adalah dapat dikatakan bahwa An American In Paris adalah cikal bakal yang mengarah langsung ke produksi Singin 'in the Rain. Sebuah film dengan Gene Kelly sebagai fokus aktor, penyanyi, penari dan koreografer tarian yang terbaik. Maka tidak salah Gene Kelly tetap menjadi salah satu yang terbaik dan tercerdas dari bintang-bintang Golden Era musik dan An American in Paris menunjukkan talentanya yang super. Tidak salah juga bahwa Gene Kelly juga dikenal dikalangan publik saat itu sebagai co-Director untuk film ini.

Jenis film ini memang bukan film bagi semua orang, terlebih lagi adegan dan tarian yang tiba-tiba muncul akan membuat orang yang terbiasa menonton film ‘standar’ akan sedikit terasa aneh. Mereka mungkin akan menganggap bahwa film ini layaknya film India dengan nyanyian dan tariannya tetapi dengan versi Hollywood. Terlebih lagi mereka yang menuntut adanya cerita yang utuh, seru atau kompleks, bukan cerita yang klise yang sudah diceritakan sebelumnya. Jadi bisa dibilang walaupun film ini dipuji banyak kritikus, tetapi tetap sangat segmented bagi semua orang terutama di Indonesia. Sebagai saran mari kita memandang film ini yang berpuisi dan berbicara dengan nyanyian dan tarian, sajian yang sangat unik dan langka sekali ditemukan. Mari kita kesampingkan cerita-cerita drama romantis yang membutuhkan chemistry yang dalam. Juga sebagai saran terakhir mari kita bereksporasi membuka diri dan bersenang-senang dengan film ini layaknya menyaksikan panggung broadway yang santai dengan cerita yang simple melalui layar kaca.

An American In Paris (1951)

Directed: Vincente Minnelli & Gene Kelly
Written: Alan Jay Lerner
Starring: Gene Kelly, Leslie Caron, Oscar Levant, Georges Guétary, Nina Foch
Music: George Gershwin (music), Ira Gershwin (lyrics), Saul Chaplin (uncredited).
Rated: G (General Audience)


No comments:

Post a Comment